Menteri PPPA Resmikan Kelas Perempuan di STIE Satya Dharma

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, meresmikan program Kelas Perempuan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Dharma Singaraja pada Rabu, 2 Oktober 2024.

Program ini ditujukan bagi warga binaan pemasyarakatan sebagai bagian dari upaya mendukung kesetaraan gender dan memberikan akses pendidikan yang lebih luas bagi perempuan.Kelas Perempuan ini merupakan yang pertama kali diadakan di Kabupaten Buleleng, Bali. Selain itu, program ini juga mendapatkan dukungan dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII dan Yayasan Tarumanagara, yang turut menjalin kerja sama dengan STIE Satya Dharma.

Dalam kesempatan tersebut, Yayasan Tarumanagara juga berkontribusi memberikan kuliah umum sebagai bagian dari kegiatan Kelas Perempuan.

Ketua STIE Satya Dharma, Ni Nyoman Juli Nuryani, menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk dukungan terhadap kebijakan Kementerian PPPA dalam memberdayakan perempuan melalui pendidikan. Dia berharap program ini dapat memberdayakan perempuan untuk mengatasi berbagai tantangan hidup serta mendorong mereka untuk berkontribusi dalam membawa perubahan positif di lingkungan mereka.

“Masih banyak perempuan di Bali, khususnya di Buleleng, yang belum memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi. Melalui Kelas Perempuan, kami memfasilitasi para perempuan produktif untuk tetap bisa belajar,” ungkap Juli.

Pada tahun ini, Kelas Perempuan diikuti oleh 11 peserta yang merupakan warga binaan dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kerobokan, Badung. Mereka akan mengikuti perkuliahan secara daring dan mendapatkan pelatihan di berbagai bidang, termasuk kewirausahaan dan pengembangan diri.

Menteri PPPA, Bintang Puspayoga, memberikan apresiasi tinggi kepada STIE Satya Dharma atas upayanya menghadirkan pendidikan yang inklusif dan transformatif. Ia menekankan pentingnya Kelas Perempuan dalam memberdayakan perempuan dan berharap program ini dapat didukung oleh seluruh pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.

“Isu-isu yang dihadapi perempuan sangat kompleks dan bersifat multisektoral. Ini tidak bisa hanya diselesaikan oleh pemerintah, melainkan perlu juga dukungan dari masyarakat luas. Kami berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah tinggi lainnya,” tutur ibu Bintang setelah meresmikan Kelas Perempuan.

Ibu Bintang berharap agar program ini dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan para warga binaan, sehingga dapat memperkuat peran dan posisi perempuan dalam masyarakat.